Beberapa hari terakhir ada penjual baru yang sering keliling di depan rumah, seorang ibu-ibu yang tak lain adalah tetangga satu desa. Ia jualan kacang rebus, keliling desa menggunakan motor dan sembari berjalan kaki masuk gang untuk menawarkan produk dagangannya.
Saya kurang mengenal sosok ibu ini, tapi karena penasaran jadi saya tanya sama ibu dan katanya dia itu adalah seorang janda yang suaminya meninggal beberapa waktu yang lalu.
Awalnya ibu penjual kacang itu sempat bekerja di kota, tapi karena dia punya anak yang masih kecil, akhirnya dia memilih untuk tetap di rumah menjaga anaknya sembari mencoba membuka usaha kecil-kecilan demi bisa menghidupi keluarganya.
Jangan sedih gan! Hidup memang penuh perjuangan, kita malah harus salut dengan ibu yang satu ini.
Setiap hari, dia membungkus kacang rebus dalam bungkus plastik dan menaruhnya di keranjang belakang motor. Ketika pagi hari, ia mangkal di pasar dekat rumahnya untuk ikut jualan bersama para penjual sayur di pasar.
Selesai jualan di pasar, ibu ini pulang dan mengurusi rumahnya sembari memandikan sang anak dan menyuapinya. Entahlah, sepertinya ibu ini bahkan belum sarapan sama sekali ketika sebagian orang masih tidur, sebagian lain sedang sibuk berangkat ke kantor, namun asalkan anaknya sudah kenyang maka dia baik-baik saja.
Ketika pekerjaan rumah sudah beres, si ibu meneruskan jualan kacang rebus keliling komplek untuk bisa mengais rejeki dari Tuhan yang maha kaya. BTW, anaknya masih kecil dan belum sekolah, kadang diajak jualan keliling dan suka nggak tega melihat keadaannya yang seperti itu.
Tanpa mengeluh dan mengharap iba dari orang lain, si ibu ini tekun jualan kacang rebus keliling setiap harinya. Bahkan suatu ketika saya pernah mendapatinya jualan hingga ke desa seberang yang cukup jauh, benar-benar seorang ibu yang sangat tangguh.
Saya kurang paham berapa keuntungan jualan kacang rebus, tapi saya yakin pasti rejekinya bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Tuhan punya banyak cara untuk membuat uang yang pas-pasan terasa lebih, dan begitu pula sebaliknya, terkadang uang yang banyak malah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Benar?!
0 komentar:
Post a Comment