Pelanggan Kabur Setelah Dilarang Utang

Apakah ada jenis usaha yang tidak berhubungan dengan utang? Saya pikir sangat sulit menemukan jenis usaha seperti itu. Atau bahkan mungkin itu hanya ada dalam khayalan saja. Entah jenis usaha seperti apapun yang dijalankan, pastinya akan tetap tersentuh oleh utang. Entah utang untuk modal bisnis, utang dari pembeli, utang kepada pedagang lain dan utang lainnya.


Sebenarnya utang bisa membantu bisnis untuk berkembang, namun juga bisa menyebabkan usaha yang dijalani mengalami kegagalan dan bahkan kebangkrutan. Bisa dibilang yang namanya utang itu seperti mata pisau yang sangat tajam.

Saya sendiri adalah orang yang sekuat tenaga menghindari utang, namun semakin saya menghindarinya, ternyata semakin dekat pula dengan utang. Mungkin saya bisa menahan diri untuk mengambil utang demi kepentingan diri sendiri, namun saya tidak bisa menjauhi orang yang mencoba berutang kepada saya dan akhirnya hal itu membuat saya kerepotan sendiri.

Teman saya dulunya punya bisnis yang cukup menjanjikan di pasar tradisional. Ia adalah penjual yang cukup sukses dan penghasilannya terbilang cukup besar. Bahkan jika dibandingkan dengan gaji pegawai kantoran pada umumnya, penghasilan dari bisnisnya itu bisa 2 kali lipat lebih besar.

Namun akhir-akhir ini ia menceritakan keadaan buruk yang sedang dia alami dan menurut saya, itu adalah keadaan yang tak terbayangkan sebelumnya. Kini bisnisnya sangat lesu, penjualan sepi, keuntungan berkurang drastis dan utang dimana-mana.

Alkisah, teman saya ini dulunya merupakan salah satu pedagang besar dengan pelanggan setia yang sangat banyak. Meski saingan usahanya juga banyak, namun kebanyakan pembeli lebih memilih untuk berbelanja di lapak teman saya. Alasan utamanya adalah "boleh diutangin terlebih dahulu".

Dengan sistem utang dulu itu, banyak pembeli yang akhirnya menjadi pelanggan setianya. Mulai dari ibu rumah tangga, pedagang warung kelontong, pengusaha makanan dan lain sebagainya. Setiap hari dagangannya habis terjual, terkadang bahkan sampai harus menolak pesanan karena barang yang dijualnya habis.

Semakin bertambah banyak pelanggannya, semakin banyak pula beban utang yang harus ditanggung dan pada suatu masa, teman saya sedang ditimpa masalah keuangan dan membutuhkan banyak uang untuk menyelesaikannya. Ia terpaksa menghabiskan semua uang yang ia punya, dan karena masih kurang akhirnya uang modal usahanya juga terpaksa digunakan untuk menutupi kebutuhannya itu.

Kondisinya mulai terpojok dan akhirnya mengambil sebuah keputusan yang berat. Ia menghentikan sistem utang dagangan di lapak usahanya karena jika meneruskannya, maka ia hanya akan kehabisan modal yang sudah sangat minim.

Ternyata keputusan berat yang ia ambil itu tak membuat pelanggannya maklum, mereka yang dulunya seperti saudara saat melakukan transaksi, tiba-tiba berubah seperti orang yang tak kenal sama sekali. Jangankan berbelanja di lapaknya, mereka yang kemudian pindah langganan penjual bahkan tidak menyapa sama sekali saat bertemu.

Mungkin ini yang dinamakan "kekuatan utang dan pengaruhnya".

Bisnisnya lesu, pelanggannya kabur, penjualan sepi, keuntungan tidak menutupi kebutuhan hariannya dan kini ia berada di tepi jurang kebangkrutan. Teman saya mengakui bahwa ia tak bisa mempertahankan kesetiaan pelanggannya karena nyatanya mereka setia saat masih diberikan keleluasaan untuk berutang di lapaknya.

Mungkin cerita tentang usaha teman saya ini mirip seperti usaha anda. Semoga bisa menjadi pelajaran untuk jalannya bisnis ke depannya. Kalaupun hendak menghentikan utang-piutang, sebaiknya lakukan dengan perlahan dan berikan pengertian kepada pelanggan agar tidak kabur begitu saja seperti kasus yang dialami teman saya ini.

Wirausahakan Updated at: 5:04 AM

0 komentar:

Post a Comment