Ngobrol Bareng Arsitek yang Sedang Jadi Pengangguran

Belum lama ini ketemu sama kenalan lama, dulu pas pertama kali ketemu dia menunjukkan sebuah kesuksesan yang luar biasa. Teman saya ini sarjana arsitek - titlenya apa yah - dan di usia yang masih sangat muda, sudah punya 2 mobil, proyek yang berkelanjutan dan berbagai kesuksesan lain yang membuat saya dan beberapa orang yang melihatnya pasti terkesima. Belum lagi sikapnya yang terkesan jor-joran dalam memakai uang, pengin apa aja pasti dibeli, orang kaya gitu lho.

source : pixabay

Menurut pengakuannya, proyek yang digarapnya saat itu lumayan banyak dan melibatkan banyak pekerja. Dia tidak mau mengerjakan proyek kecil, setidaknya proyeknya itu di kisaran angka ratusan juta. Perhitungannya, kalau dia dapet proyek besar, jadi lebih mudah bagi duit buat membangunnya dan tentu saja keuntungannya lebih besar.

Melihat kesuksesan yang ia ceritakan, dalam hati sempat punya keinginan bisa seperti dia. Tapi kayaknya gak masuk juga, soalnya gak pernah belajar masalah arsitek dan kalau mau belajar dari 0 tentu butuh waktu yang cukup lama. Akhirnya hanya sebatas mengagumi saja.

Berlalu sekian lama, akhirnya ketemu lagi sama itu orang dan keadaannya saat ini cukup menyedihkan dan kekaguman yang dulu ada langsung sirna berubah jadi rasa kasihan yang mendalam.

Kini dia jadi pengangguran di rumah mertua, kerjaannya hanya ngurus anak, sementara istrinya bekerja demi bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga. Rasanya benar-benar kasihan, seperti seorang pria yang kehilangan kegagahannya begitu saja.

Bukan masalah uang dan kekayaan yang sejak awal saya kagumi dari orang yang satu ini. Sebenarnya saya kagum dengan etos kerja, sikap percaya dirinya, keahliannya dan jaringan bisnis yang ia buat. Kala itu saya sempat mempelajari beberapa hal yang ia katakan tentang bisnisnya, siapa tahu ada yang berguna untuk saya.

Nah, di saat buruknya saat ini, bukan pula masalah uang dan pekerjaan yang masih kosong yang saya kasihani. Namun sikapnya yang seakan berubah drastis, ia yang dulu seorang pengusaha sukses dan sangat percaya diri, kini berubah menjadi seorang yang patah semangat tanpa tujuan yang jelas.

Hidupnya seakan masih terikat dengan kebanggaannya dulu dari hasil usahanya yang sempat sukses, sisa kekayaan yang ia pertahankan mati-matian (meski malah menyusahkannya) dan kemalasan serta kesombongan yang masih ia pertahankan hingga saat ini. Ia merasa lebih dari orang lain karena ijazahnya, karena keahliannya, karena kesuksesannya (dulu) dan karena berbagai hal yang sebenarnya tidak dipedulikan orang lain.

Dia masih sempat membicarakan banyak hal yang menjadi kebanggaannya, saya mendengarkan dengan baik. Setelah saya cerna, hampir semua yang ia katakan seperti sebuah impian yang tak tercapai, sebuah rencana yang tidak ia laksanakan, karena ia lebih suka menghabiskan hidupnya di dalam rumah, berdiam diri di kamar, enggan keluar rumah, enggan mencoba dan akhirnya ia menguburu dirinya dan potensinya sendiri.

Saya ingat dulu ia sering bercerita tentang perjalannya saat liburan, membeli barang mewah dengan nominal yang besar. Cerita yang menggetarkan jiwa kemiskinan saya. Dan sekarang, dia masih mencoba menjalani kehidupan seperti itu, meski dia sudah tak punya penghasilan kecuali dari istrinya yang rela bekerja keras demi keluarganya itu.

Saya sempat memberikan informasi tentang beberapa cara menghasilkan uang dari keahliannya. Mulai dari saran untuk membagikan ilmunya melalui blog dan YouTube, mengajarinya menjual foto di platform online, dan beberapa cara lainnya. Tidak ada yang diterima sama sekali, semuanya dimentahkan dengan alasan yang agaknya merendahkan selera orang lain tentang keahliannya sebagai arsitek.

Saya berhenti bicara, sepertinya dia memang diatas saya dari segala hal dan saran saya tidak akan diterimanya sama sekali. Bukan karena saya salah memberikan informasi, mungkin karena ia memandang saya sebagai orang miskin, kampungan dan tentu saja bukan kelasnya.

Begitulah hidup di dunia ini, kadang di atas, kadang di bawah, namun sayangnya ketika kita di atas, sikap kita sulit dirubah untuk menjalani kehidupan kala berada di bawah.

Wirausahakan Updated at: 5:01 AM

0 komentar:

Post a Comment