Perjuangan Merubah Rumah Kosong Menjadi Toko Komputer

Sejak lulus SMK, seorang teman bernama Arif sempat mengalami masa-masa menganggur dan harus menjadi seorang kuli bangunan demi bisa mendapatkan uang jajan. Kehidupan orang tuanya sangat pas-pasan sehingga untuk meminta uang jajan saja, ia tidak berani, mengingat adik-adiknya masih sekolah dan penghasilan bapaknya dari jualan jajanan anak pas-pasan. Karena satu dua alasan, ia tidak bisa ikut merantau untuk bekerja di PT besar seperti teman-temannya.


Setahun kemudian dia diajak oleh pamannya untuk ikut belajar di toko komputer dimana sang paman bekerja. Di toko komputer yang sempit itu, Arif belajar berbagai ketrampilan tentang komputer. Jangan tanya gajinya, yang ada di pikirannya saat itu adalah yang penting tidak nganggur, tidak jadi kuli bangunan terus dan ia bisa belajar ketrampilan yang bisa menjadi bekalnya kelak.

Perlahan tapi pasti, kemampuannya sebagai teknisi komputer terus meningkat dan akhirnya diangkat menjadi karyawan di cabang toko itu. Di tempat kerjanya yang baru, ia terus menggali kemampuannya dan bosnya juga menyukai etos kerja yang dimiliki oleh Arif sehingga ia sering diajak bepergian oleh bosnya, entah untuk bekerja ataupun mengikuti seminar.

Sekian tahun bekerja di toko komputer itu, gaji Arif sangatlah kecil, ia harus mencari uang tambahan sendiri dari jasa service di luar toko atau jualan produk bekas sisa toko. Meski gajinya tidak layak, namun ia tetap bertahan, bahkan saat teman-teman seperjuangannya memutuskan untuk keluar kerja, ia tetap bertahan.

Bosnya tidak menutup mata terhadap loyalitas seorang Arif yang telah lama membantu bisnisnya hingga berkembang pesat. Saat itu toko komputer bosnya sudah banyak, ada di berbagai kota dan terus melebarkan bisnisnya di berbagai bidang yang berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan komputer.

Suatu ketika, bosnya mendapat proyek besar di kota sebelah dan ini adalah proyek yang lumayan besar serta pengerjaannya membutuhkan waktu yang agak lama. Bosnya kemudian menyewa sebuah rumah di sekitar tempat kerja barunya untuk tempat menginap bagi para karyawannya. Arif beserta teman-temannya bekerja siang malam di kota sebelah untuk menyelesaikan proyek besar itu.

Rumah kosong yang dijadikan tempat menginap itu kemudian dibeli oleh bosnya karena yang punya memang hendak menjualnya dan kebetulan proyek besar itu memang memberikan sumbangsih keuntungan yang lumayan besar.

Bosnya punya keinginan untuk membuka cabang di kota itu dan rumah kosong yang baru dibelinya itu yang akan jadi cabang berikutnya. Kesempatan besar menghampiri Arif, ia yang sudah lama mengikuti bosnya dan jadi salah satu karyawan kepercayaan akhirnya diberikan kesempatan untuk menggarap rumah kosong itu menjadi toko komputer baru sebagai cabang bisnis lain bagi bosnya.

Awalnya Arif keberatan karena ia belum punya pengalaman, namun bosnya agak memaksa dan memberikan nasehat yang bagus untuk Arif agar ia bisa maju. Akhirnya Arif menerima tawaran itu dan dimulailah petualangan baru baginya.

Sebagai tambahan informasi, di kota itu sudah banyak toko komputer besar lain yang sudah berdiri dan Arif dengan rumah kosong yang hendak dijadikan toko cabang itu bisa dibilang adalah penantang baru. Modal yang diberikan bosnya sangat pas-pasan, ia hanya dibantu oleh satu temannya dan bosnya menaruh harapan yang besar kepadanya.

Di awal usaha, Arif menghadapi berbagai masalah bisnis, mulai dari persaingan harga yang sangat ketat, persaingan bisnis yang seakan menyudutkannya, komplain dari para pelanggan yang merupakan hal biasa dalam bisnis service, serta yang paling berat adalah ketika temannya memutuskan untuk keluar dan ia harus berjuang sendirian.

Modal yang pas-pasan harus ia putar sedemikian rupa agar tokonya terlihat tetap lengkap, ia juga harus bersusah payah untuk melayani para pelanggan. Terkadang Arif ingin menyerah karena keadaan yang terbilang sulit, apalagi saat dagangan sepi dan ia tidak bisa mendapatkan hasil karena gajinya saat ini adalah bagi hasil keuntungan usaha tersebut. Namun ia terus bertahan dan berusaha untuk bisa bangkit dan maju.

Dibutuhkan waktu hampir 3 tahun untuknya agar bisa benar-benar merubah rumah kosong itu menjadi sebuah toko komputer yang layak dengan isi dagangan yang lumayan lengkap. Saat itu bisnis toko komputernya mulai berjalan baik dan hasilnya juga stabil. Ia bahkan bisa mengangkat beberapa karyawan untuk membantunya menjalankan bisnis tersebut.

Perjuangan tidak menghianati hasil, saat ini toko komputer itu sudah besar dan menguntungkan dengan banyak karyawan di dalamnya. Arif tetap menjadi kepala toko dan ia diberikan kebebasan oleh bosnya untuk mengelola toko komputer itu. Keuntungan bisnisnya dibagi 2, misalnya dalam satu bulan toko untung 20 juta, maka ia akan mendapatkan hasil 10 juta, pun begitu jika keuntungan lebih kecil atau lebih besar.

Kini kehidupan Arif lebih membaik ketimbang tahun-tahun sebelumnya, ia menjadi kepala toko dan punya beberapa karyawan. Bosnya tetap mempercayainya dan mereka tetap bekerjasama dan saling menguntungkan.

Wirausahakan Updated at: 9:44 PM

0 komentar:

Post a Comment