Ketika Pengusaha dan Karyawan Saling Merendahkan

Bukan barang baru ketika kita mendengar perseteruan antara mereka yang menekuni dunia usaha dan mereka yang menekuni pekerjaannya sebagai karyawan. Para pengusaha menganggap karyawan sebagai bawahan, sedangkan karyawan menganggap para pengusaha (muda) sebagai orang yang banyak bicara dan susah masa depannya. Yah, saya sering mengalaminya sebagai sosok pengusaha muda namun saya tidak terlalu mempermasalahkannya.


Sebagai sosok yang bergelut dalam dunia usaha, saya mengerti bahwa banyak sekali omongan pedas ketika kita memulai usaha. Sindiran, cibiran, bahkan hingga perkataan meremehkan bukan hal yang tabu lagi. Rasanya itu bukan sesuatu yang sangat penting untuk dibahas, karena mereka bebas berkomentar dan kita bebas mendengarkan.

Usaha di awal sudah banyak komentar, kalau gagal jadi bahan tertawaan banyak orang. Tak jarang bahkan ada yang bilang "makanya mending kerja, uangnya udah jelas bulanan". Yah itu pendapat orang lain, sedangkan bagi saya mimpi untuk hidup sebagai seorang yang bergelut dalam dunia usaha sudah mantap.

Jika gagal dihina, berhasil pun tak luput dari berbagai cibiran. Mulai dari gosip pakai dukun atau jimat lah, main curang lah, apa lah segalanya.

Tak berbeda jauh dengan yang dialami oleh para pengusaha, nasib karyawan juga pasti tak luput dari hukuman masyarakat. Mereka mungkin akan memuji karyawan yang sukses naik jabatan, bahkan tak sedikit yang memanggilnya bos (bos apa bios?). Namun bagi karyawan yang kerjanya itu-itu saja, dengan gaji yang segitu-gitu saja, siap-siap saja mendengarkan mereka yang mulai ngoceh.

Hidup kita adalah film terbaik (kata Rocket Rockers).

Nganggur salah, kerja salah, usaha salah, maunya apa? Yah, namun jika dipikir lagi memang seperti itulah hidup, mau bener apa mau salah tetap aja jadi masalah. Tinggal bagaimana kita menyikapi segala omongan tersebut, mau dibawa santai ya lupakan, mau dibawa tegang ya buktikan.

Mau jadi pengusaha atau mau jadi karyawan, keduanya sama-sama baik (ketimbang nganggur). Yang gak baik adalah ketika seorang pengusaha (yang belum tentu sukses) malah meremehkan karyawan, dan para karyawan (yang belum tentu sukses) merendahkan pengusaha yang tengah merintis.

Saya malah lebih suka menjadi seorang pengusaha yang menghormati karyawan, karena teman-teman saya yang jadi karyawan juga menghormati saya. Saya suka dengan etos kerja mereka, dan mereka suka dengan kreativitas saya. Kita bisa saling mendukung satu sama lain, kan enak yah hidup kayak gitu.

Wirausahakan Updated at: 2:54 AM

0 komentar:

Post a Comment