Obrolan Dengan Seorang Bapak yang Takut Anaknya Jadi Kuli

"Obrolan yang saya bagikan ini adalah murni dari pengalaman saya sendiri, tidak bermaksud untuk merendahkan atau meninggikan salah satu pihak. Semoga anda yang membaca dapat mengambil manfaatnya, mohon maaf jika ada kata-kata yang menyakiti salah satu pihak"

Pengumuman kelulusan siswa SMA dan SMK (sederajat) sudah dikeluarkan kemarin dan banyak siswa yang berpesta pora merayakan kelulusannya. Mereka punya harapan tinggi dengan ijazahnya, sebagian ada yang ingin kuliah, sebagian pula ada yang ingin langsung kerja di perusahaan besar, namun saya yakin hanya sekian persen saja yang punya niat untuk memulai usahanya.


Nah saya berkesempatan ngobrol dengan salah satu bapak yang anaknya baru saja lulus SMK, dan obrolan itu cukup mengejutkan saya. Berikut ini kira-kira isi obrolannya :

S : Saya, B : Bapak

S : Kemarin sudah pengumuman ya pak? Anaknya lulus kan?
B : Alhamdulillah mas sudah lulus.
S : Selamat ya pak. Terus mau kuliah atau kerja nih pak anaknya?
B : Saya malah lagi bingung mas, kalau kuliah belum nemu universitas yang cocok dengan bidang dan dananya. Kalau kerja kayaknya saya gak tega mas, malah saya larang.
S : Loh kampus kan banyak pak, tinggal pilih aja.
B : Iya sih, tapi kan dia sukanya jurusan otomotif, disini kampusnya jarang, kalau di luar kota harus siap biaya besar.
S : Kenapa gak boleh kerja pak?
B : Ah enggak lah, saya aja gak mau kerja dan disuruh-suruh atasan. Saya gak tega kalau anak saya kerja terus terkekang, sebagai bapak tentu gak ingin hal itu terjadi mas. Bagi orang tua lain, mungkin mereka senang jika anaknya kerja di perusahaan besar dengan gaji yang besar, namun bagi saya rasanya tidak tega melihat anak saya jadi kuli meski gajinya besar sekalipun. Bukan meremehkan karyawan si mas, tapi ini tentang prinsip seseorang yah.
S : Owh gitu ya pak. Itu memang pilihan kita sendiri sih.
B : Iya mas, saya malah nantang anak saya.
S : Nantang bagaimana pak?
B : Ya saya tantang dia buat buka usaha. Saya sediakan modal usaha, terserah dia mau buat usaha apa yang dia mau. Misalnya bengkel atau variasi kendaraan.
S : Waduh, saya malah jadi iri sama anak bapak heheee, dulu saya gak pernah ditawari seperti itu.
B : Lah saya alasannya itu mas, saya aja gak suka disuruh-suruh atasan makanya sekarang buka usaha sendiri, masa iya saya biarin anak saya disuruh-suruh jadi kuli. Anak saya itu manja mas, di rumah jarang disuruh atau dikekang, yah namanya anak kesayangan mas.
S : Walah iya deh pak saya paham. Lalu bagaimana kelanjutannya? Anaknya mau gak pak?
B : Belum ada jawaban, kayaknya masih bingung dia.

Yah obrolan singkat yang membuat saya terkejut karena baru kali ini saya bertemu dengan orang tua yang tidak memperbolehkan anaknya untuk bekerja dan malah menyuruhnya untuk memulai bisnis. Kebanyakan orang tua akan menyuruh anaknya sekolah tinggi atau kerja di perusahaan besar dengan gaji tinggi (termasuk saya), namun yang ini benar-benar berbeda dan mengejutkan.

Hidup ini adalah pilihan, dan beruntunglah mereka yang masih diberikan kesempatan untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa harus terkekang oleh keadaan.

Wirausahakan Updated at: 12:47 AM

0 komentar:

Post a Comment