Tips Sukses Jualan Ayam Geprek Super Pedas

Ayam geprek adalah jenis kuliner yang lumayan digemari banyak orang di Indonesia. Selain tantangan rasa pedas dari sambal yang melumuri ayam geprek itu, rasa ayam goreng yang dimasak dengan bumbu spesial juga menjadikan banyak orang ketagihan untuk menikmati menu yang satu ini.


Tentu saja ini adalah sebuah peluang bisnis yang seharusnya sudah sejak lama dilirik oleh para pelaku bisnis kuliner. Pasalnya ayam geprek bukan cemilan, namun lebih mengacu kepada lauk makan yang biasa disajikan dengan nasi, sayur, gorengan dan lainnya. Jadi, bisa dibilang jika pelanggan menyukai menu itu, maka setiap hari dia akan kembali untuk membelinya saat ingin makan.

Membuat ayam geprek sebenarnya sangat mudah, saya sendiri yang terbilang tidak bisa memasak dengan baik saja bisa membuat ayam geprek yang lumayan enak (menurut saya sendiri). Untuk membuat ayam geprek sebenarnya mudah banget, tinggal menggoreng ayam dengan bumbu sederhana, lalu membuat bahan sambalnya dari cabe rawit, bawang putih, garam dan sedikit penyedap rasa. Setelah digoreng semua, tinggal sambalnya digeprek dan ayamnya dimasukkan biar menyatu dengan sambalnya. Sudah jadi deh.

Yang membuat ayam geprek disukai banyak orang adalah rasa pedas dari sambal dan ayamnya yang sudah digeprek sehingga mudah untuk dimakan.

Saat ini banyak sekali pelaku usaha yang memilih ayam geprek sebagai menu jualan utama mereka, namun entah kenapa hanya segelintir penjual ayam geprek yang bisa sukses dan menarik minat pengunjung. Beberapa kali saya melihat penjual baru yang menggunakan gerobak di pinggir jalan juga gagal dalam jualan ayam geprek karena sepi pembeli, lalu ada pula rumah makan yang akhirnya tutup karena sepi, padahal bau makanan yang disajikan sepertinya enak banget kalau tercium dari jalan.

Ada banyak sekali penyebab sebuah bisnis bisa sukses dan gagal, pun begitu dengan bisnis ayam geprek ini.

Saya mengamati salah satu penjual ayam geprek di dekat lapak jualan saya, dia adalah penjual kuliner yang menu utamanya adalah ayam. Sebelumnya penjual ini hanya menyediakan menu ayam goreng tepung, ayam goreng burus dan ayam bakar saja. Jualannya lancar, meski tidak terlalu ramai karena mungkin menunya itu-itu saja dan banyak pelanggan yang merasa bosan dengan menu makan ayam setiap harinya.

Kemudian penjual ini mencoba inovasi untuk membuat menu baru berupa ayam geprek, ditambah lalapan dan nasi yang lebih banyak, dengan harga yang terbilang murah meriah, hanya 12 ribu saja. Selain itu, sang penjual juga memberikan pilihan tingkat kepedasan ayam geprek sesuai permintaan pembeli, tanpa menambah biaya sama sekali.

Ternyata menu barunya ini benar-benar laris manis dan banyak diminati. Padahal pengumuman ayam geprek yang ia bagikan di gerobaknya hanya menggunakan kertas bertuliskan "sedia ayam geprek". Udah gitu aja, gak pake spanduk, promosi atau apalah.

Saya beberapa kali mencoba membeli ayam geprek di tempat ini, dari yang saya lihat beberapa pembeli yang antre ternyata selalu meminta kepedasan level tinggi yang biasanya menggunakan cabe hingga 5 biji per ayam. Sungguh luar biasa. Saya yang memakai satu cabe saja sudah ngos-ngosan gak karuan.

Pedagang ini baru buka jualan di jam 2 siang dan menjelang maghrib sudah habis tak tersisa, bahkan kalau lagi ramai-ramainya, jam 4 aja sudah kehabisan stok, padahal stok jualannya selalu ditambah terus. Saya saja yang mau beli suka pikir-pikir, antre lama banget dan kadang gak kebagian, sedih.

Melihat ramainya penjual ayam ini, ketika saya hendak membeli makan siang atau makan malam, akhirnya saya memilih di tempat lain. Nah, gak jauh dari tempat jualan ini ada juga ayam geprek yang baru dibuka beberapa bulan yang lalu. Tapi sayangnya penjual yang satu in sepi banget, padahal kalau dilihat pelayanan dan promosinya lebih bagus dan menarik dari penjual ayam yang ramai banget itu.

Setelah saya beli, saya perhatikan dan mencicipi rasanya, akhirnya saya paham kenapa ayam geprek yang ini sepi banget. Jadi, dia memang memberikan pelayanan yang lebih baik ketimbang penjual yang tadi, tapi sayangnya dia tidak melayani lidah pembelinya dengan baik. Ayam yang dijual sudah agak dingin, sambalnya juga sudah dingin karena disiapkan dari rumah, gak bisa pesen tingkat kepedasan yang luar biasa. Selain rasa yang kurang, ayam dan nasi yang dijual dengan mahal itu malah ukurannya lebih kecil. Hmm, pantes bae.

Dari cerita di atas, maka ada sedikit tips sukses buat kalian yang ingin jualan ayam geprek super pedas. Yang paling penting dalam bisnis kuliner adalah rasanya, pelayanannya dan konsistensinya. Ketika kalian punya menu makanan yang enak dan disukai, lalu kalian melayani pembeli dengan baik di waktu yang tepat dan berkelanjutan maka kesuksesan bisnis kuliner ini tinggal menunggu waktu saja.

Bingung mau bisnis kuliner apa lagi yang bisa menghasilkan keuntungan tinggi? Coba deh ayam geprek yang pedas, sepertinya sangat cocok untuk lidah orang Indonesia yang memang doyan pedas.

Wirausahakan Updated at: 10:04 PM

0 komentar:

Post a Comment