Halo teman-teman wirausahakan semuanya ... Kali ini saya akan membagikan sebuah kisah nyata yang cukup inspiratif. Kisah ini bersumber dari teman baru yang menurut saya pribadi cukup keren dan bisa dijadikan salah satu sumber inspirasi buat kalian yang punya jiwa bisnis.
Alkisah ada seorang mahasiswa yang baru beberapa semester menjalani perjuangan di bangku perkuliahan. Ketika teman-temannya sibuk memikirkan masalah nilai, absensi kehadiran, peluang kerja sampingan, peluang bisnis sampingan dan bahkan cinta. Mahasiswa pendiam yang satu ini punya pemikiran yang terbilang sangat nekat.
Di tengah menapaki jalan pendidikannya itu, ia sudah mulai gelisah karena di dalam pikirannya ingin segera keluar dari kampus dan memilih untuk berhenti kualiah. Fokusnya hanya satu, membangun bisnis impian yang ia damba-dambakan selama ini. Dan menurutnya, kuliah yang ia jalani benar-benar menghambatnya karena membuatnya susah fokus.
Akhirnya mahasiswa ini pensiun dan menjadi pengangguran setelah nekat keluar dari kampus. Sebuah keputusan yang membuat orang tua dan keluarga begitu menyayangkannya karena mereka berasal dari keluarga yang pas-pasan dan tentunya orang tua punya keinginan melihat anaknya memakai toga dan kerja kantoran. Tapi keputusan itu adalah sebuah modal yang sangat besar bagi pemuda yang satu ini.
Perjuangannya dimulai dengan belajar bisnis secara otodidak melalui buku-buku wirausaha yang ia beli. Kalau tidak salah, koleksi buku bisnisnya mencapai satu lemari dan bahkan di atasnya ada satu kardus yang berisi buku sejenis. Selain belajar dari buku dan internet, pemuda ini juga mendekati beberapa pengusaha muda yang menurutnya punya potensi untuk dijadikan seorang guru dan pembimbing.
BTW, untuk mendekati orang sukses dan menjadikannya sebagai guru bukan perkara mudah. Dia bahkan beberapa kali ditolak, tak jarang harus mengeluarkan banyak modal untuk bisa berteman dengan mereka.
Setelah ilmu yang ia pelajari dari berbagai sumber dirasa cukup untuk memulai, pemuda ini akhirnya melakukan sebuah start dalam bisnis. Berhubung di jaman millenial ini bisnis online jadi rajanya, akhirnya ia memutuskan untuk memulainya dari sebuah platform media sosial yang sedang digandrungi anak muda. Yah, Instagram.
Tujuannya adalah bisnis untuk menjual barang, tapi dia tidak bisa melakukannya dengan asal-asalan. Trik yang ia gunakan adalah dengan membangun 2 instagram, yang satu berisi postingan pendek yang menarik perhatian pengguna IG (kalau tidak salah adalah kata-kata mutiara dan motivasi) dan akun kedua adalah akun yang berisi produk dagangan yang hendak ia jual.
Melihat konten keduanya, tentu akun pertama yang berisi kata-kata motivasi lebih ramai dan diminati ketimbang akun kedua yang berisi produk jualan. Dalam waktu beberapa bulan saja, akun IG pertama miliknya sudah punya puluhan ribu followers dan ia mulai menerima endorse dari pelaku bisnis di IG.
Hasil dari jasa endorse lumayan untuk mengganti modal internet buat main IG dan terus berlanjut. Hampir setiap minggu ia mendapat penawaran untuk endorse produk dan IG miliknya juga semakin ramai saja. Tapi, IG yang kedua tetap sepi dengan produk yang ada.
Setelah IG pertama menghasilkan, ia kemudian fokus ke IG kedua yang merupakan tujuan awalnya. Produk yang ia jual adalah aksesoris yang dibuat sendiri, pasarnya adalah anak muda yang kantongnya agak tebal. Untuk memasarkan produk dan IG itu sendiri, ia menggunakan IG pertama untuk endorse dan ia juga memasang iklan di IG lain yang berpeluang mendatangkan pelanggan.
Perlahan tapi pasti, IG yang digunakan untuk jualan mulai ramai difollow dan satu per satu ada orang yang tertarik terhadap produknya. Untuk meyakinkan calon pembeli, ia juga memasang produk jualannya di marketplace agar transaksi lebih aman dan terpercaya.
Setelah beberapa bulan, produknya mulai terjual dan banyak yang meminati produk itu karena meski aksesoris sepele tapi jarang ditemukan di tempat lain. Anggap saja aksesoris yang saya maksud adalah sebuah gelang sederhana namun punya tampilan yang lumayan menarik. Harganya 50ribu dan modalnya cuma 5ribu perak.
Dagangannya semakin ramai dan dia mulai kerepotan untuk sekedar membalas DM, melayani pembeli, mengirimkan pesanan, menyiapkan produk dagangan dan lain sebagainya. Hingga akhirnya ia mengangkat 2 karyawan sekaligus yang bertugas untuk membantu bisnisnya karena semakin hari semakin ramai saja dan tidak bisa dihandle sendirian.
Keuntungan dari satu produk yang terjual sekitar 40ribu, dalam sebulan bisa puluhan hingga ratusan produk yang terjual. Selain itu, IG pertama masih banyak yang pasang iklan dan keduanya menghasilkan keuntungan yang lumayan tinggi. Penghasilannya cukup besar meski sudah dikurangi pengeluaran dan gaji 2 karyawan. Ia menjalankan bisnisnya hanya dari sebuah kamar kecil yang disulap jadi tempat kerja alakadarnya, khas anak kos-kosan.
Saat ini bisnisnya terus berkembang dan ia mulai melirik produk lain yang punya pasar bagus dengan keuntungan yang besar pula. Jika sudah saatnya bergerak dengan produk barunya itu, mungkin ia akan mengangkat karyawan lain untuk membantu bisnisnya.
Beberapa hal yang saya pelajari dari pengusaha muda yang satu ini adalah :
- Belajar, belajar dan belajar
- Harus punya pembimbing bisnis
- Fokus!
- Berani berinovasi
- Sabar!
- Terus berkembang dan tidak mudah puas dengan hasil
- Konsisten terhadap tujuan awal
- Pemilihan pasar yang tepat
Mungkin hanya itu saja yang bisa saya bagikan, semoga ada manfaatnya.
Ke depannya saya berharap bisa menemukan pengusa-pengusaha muda seperti ini lagi agar saya bisa berbagi kisah inspiratif tentang bisnis yang akan membuat kita semakin semangat dalam berbisnis.
0 komentar:
Post a Comment