Ketika memasuki bulan suci Ramadhan, biasanya sebagian pedagang akan merasakan efek penurunan penjualan yang sangat terasa di awal puasa. Sebenarnya hal itu wajar karena sebagian orang jadi malas berbelanja di bulan puasa dan lebih memilih untuk menabungkan uangnya demi belanja habis-habisan menjelang idul fitri.
sumber gambar : detikperistiwa.com |
Namun tahukah kalian bahwa yang paling merasakan penurunan penjualan di bulan Ramadhan adalah para pedagang makanan, khususnya makanan pokok seperti rames, bakso, mie ayam, soto, warung nasi, ayam goreng, dan lain sebagainya yang biasanya laris manis oleh para pembeli di pagi, siang, dan sore hari.
Karena banyak orang yang berpuasa, sebagian pedagang yang masih nekad buka ini akan mengalami penurunan penjualan yang sangat signifikan. Bahkan ada pula yang buka seharian tapi hanya mampu menjual sedikit sekali.
Kalau masih bisa buka dengan aman malah bisa dibilang untung, karena anda bisa melayani pembeli dari orang-orang yang sedang berhalangan puasa maupun dari orang-orang non muslim yang hendak membeli makan siang.
Sebagian pedagang makanan lain bahkan tidak bisa menjajakan dagangannya di siang hari karena peraturan yang melarang penjualan makanan di siang hari demi menghormati orang-orang yang sedang berpuasa Ramadhan. Kalau nekad buka, bisa saja datang petugas yang menutup paksa atau bahkan ada ormas yang merusak lapaknya (kalian paham di mana yang saya maksud lah).
Begitulah dilema yang dirasakan oleh para penjual makanan di bulan Ramadhan, mau buka terus tapi sepi pembeli, belum lagi kalau ada razia karena tempat jualannya digunakan sebagai tempat berkumpulnya orang yang tidak berpuasa (padahal mampu dan wajib).
Kalau teman saya langsung mengambil langkah sejak awal, sebelumnya dia jualan bakso dan mie ayam. Memasuki bulan puasa, teman saya masih jualan tapi buka sejak sore saja melayani orang-orang yang hendak membeli makanan untuk berbuka puasa. Selain itu, dia juga menjual jenis makanan lain seperti takjil untuk berbuka puasa.
0 komentar:
Post a Comment