Apa yang anda bayangkan ketika di zaman modern seperti ini ada seorang anak kampung yang hanya lulusan SD, tidak gaul, tidak melek teknologi, dan tidak pernah pacaran sama sekali? Mungkin anda akan berfikir dia akan sulit mendapatkan jodoh, boro-boro jodoh, mau hidup enak aja mungkin susah. Yah, jujur saja kalau ada sebagian dari anda yang berfikir seperti itu bukan?!
Namun kali ini saya ingin menuliskan sebuah kisah sukses yang semoga bisa menjadi salah satu inspirasi untuk anda, kesuksesan tidak terbatas untuk kalangan orang-orang berpendidikan saja, jodoh yang baik juga bukan sekedar untuk kalangan orang-orang dengan karakter yang masa kini. Dengan kisah ini, semoga mindset kalian akan disegarkan kembali bahwasanya kita semua memiliki Allah SWT yang maha menguasai segalanya dan maha berkehendak kepada segala sesuatu.
Seorang lulusan SD dari kampung yang jauh dari keramaian kota, tidak bisa meneruskan pendidikannya ke SMP karena masalah biaya. Anak kecil itu masih berumur 12an tahun ketika dia dipaksa menyadari keadaan yang harus dia hadapi, dia tersingkir dari pergaulan dengan teman-teman sebayanya karena masalah pendidikan dan pergaulan.
Dibalik kesulitan ada kemudahan, yah dengan banyaknya waktu yang dia punya kala menganggur dan tak punya pekerjaan yang tetap (maklum masih kecil gak ada juragan yang mau mempekerjakannya, kasian). Anak kecil ini terjun ke dunia bisnis, dia menjalani apa saja yang bisa dijadikan uang untuk jajan hariannya, mulai dari jualan kelereng, jualan hewan peliharaan, mencarikan kayu bakar untuk tetangganya, dan berbagai pekerjaan kasar lainnya. Pokoknya yang penting dia dapat uang halal untuk sekedar bisa jajan!
Beberapa tahun terlewati, dia semakin merunduk kala bertemu dengan rekan-rekan seperjuangannya dulu di SD yang kini sedang mengenakan seragam SMA, bajunya bagus dan sepatunya baru, sementara anak ini bertelanjang dada sedang memanggul kayu dari kebun, tanpa alas kaki dia menembus rerumputan di kebun yang kadang membuat kakinya terluka karena ada duri yang menancap. Tak begitu sakit ketimbang harus meratapi nasibnya kini yang tertinggal jauh dari teman-temannya. Saat ini, anak malang itu sedang berperan sebagai kuli panggul, dia sudah cukup kuat untuk mengangkat potongan kayu milik para juragan, upahnya sekitar 15 ribu tiap harinya.
Keadaan yang sulit itu ternyata tak membuatnya putus asa, justru dia bertekad untuk bisa menyamai rekan-rekannya, atau kalau bisa dia harus lebih sukses dari teman-temannya yang punya pendidikan tinggi. Dari situ dia mulai belajar untuk tidak selamanya jadi kuli, sedikit demi sedikit dia belajar pada juragannya mengenai bisnis yang dia jalani, yaitu bisnis kayu.
Singkat cerita, anak malang ini sudah menjadi seorang pemuda yang ingin mandiri, dia kemudian meninggalkan pekerjaannya sebagai kuli dan nekad memulai bisnisnya sendiri setelah mendapatkan banyak ilmu dari bosnya. Dia mulai bisnis jual beli kayu albasia / sengon dengan modal yang minim, modal yang dia dapatkan dari uang tabungannya selama menjadi kuli dan pinjaman dari orang tuanya yang menjual tanah warisan.
Sedikit demi sedikit pemuda ini mulai mendapatkan buah dari kerja keras dan kesabarannya, dia dikenal sebagai pemborong kayu besar yang dipercaya oleh warga kampungnya, dan setiap kali mereka ingin menjual kayu maka mereka lebih memilih menjual kepada pemuda ini karena harganya yang cukup bagus dan bisa dipercaya. Saat ini dia sudah mulai mendapatkan banyak keuntungan dari bisnis kayunya, relasi bisnisnya juga semakin banyak, rekan-rekan sesama kuli yang dulu adalah seniornya kini malah menjadi bawahannya.
Bisnisnya terus dia perluas hingga ke wilayah lain, dia membeli banyak kayu dengan berbagai jenis dan ukuran, hal itu membuatnya mendapatkan banyak keuntungan yang cukup menggiurkan. Bahkan ketika sebagian teman-teman SD (yang lulusan SMK) mulai kerja di pabrik di luar kota, pemuda ini santai di rumah sembari mengarahkan bawahannya untuk bekerja dengan baik.
FYI : saya pribadi pernah membantu orang tua dalam bisnis kayu albasia ini, untuk satu pohon albasia / sengon dengan ukuran sedang yang dibeli dengan harga kisaran 200 ribu, bisa menghasilkan uang hingga 500 ribu loh, dan kalau dipotong biaya kuli panggul, keuntungannya bisa 100%. Bisa anda bayangkan berapa keuntungan pemuda itu kala memborong kayu 1 kebun yang jumlahnya mencapai ratusan dengan ukuran besar yang kira-kira harganya 300-500 ribu?
Hampir 10 tahun berjuang melawan keadaan, akhirnya pemuda ini berhasil menang dan menangkis semua persepsi bahwa dia akan gagal karena tidak sekolah tinggi. Kini dia sudah cukup punya uang tabungan, dia membeli 2 motor baru, menyekolahkan adiknya sampai sarjana, membangun rumah sendiri, membeli tanah, membeli 2 mobil sekaligus, yang satu mobil keluarga yang satunya lagi untuk bisnis, dan dia juga membangun beberapa bisnis lain seperti toko, budidaya tanaman, dan kalau tidak salah dengar dia juga sudah mendaftarkan kedua orang tuanya untuk naik haji.
Dengan usianya yang sudah cukup dewasa dan terbilang sukses, akhirnya pemuda polos ini mulai mengenal yang namanya cinta, dia ingin segera mencari istri. Tak seperti anak muda jaman sekarang yang beraninya pacaran, pemuda ini langsung menemui orang tua gadis idamannya, dia mengutarakan niatnya untuk mempersunting anak mereka. Satu, dua, tiga usahanya gagal namun tak membuatnya patah hati dan galau, dia mencari gadis lain dan ternyata dia mendapatkan gadis yang menjadi seorang guru, sarjana S1 coy, bapaknya setuju menerima pinangan pemuda itu karena melihat keseriusannya dan kesuksesannya.
Akhirnya pemuda ini menikahi guru itu, menempati rumah yang sudah dibangun sebelumnya, menikmati hari-hari indah pacaran setelah nikah mereka, jalan-jalan dengan mengendarai mobil bagus, dan bagaimana dengan teman-teman seperjuangannya di SD dulu? Masih banyak yang nganggur, ada yang masih di luar kota kerja di PT, ada yang di luar negeri menjadi TKI, ada pula yang masih gak jelas nasibnya (saya :P), dan ada pula yang masih kuliah gak lulus-lulus.
Yah begitulah hidup, siapa yang bersungguh-sungguh maka Allah SWT akan memberikan jalan kesuksesan kepadanya. Ini adalah kisah nyata (ditambahin sedikit bumbu biar seru), kisah teman kecil saya yang kini sukses menjadi seorang pengusaha, yang bikin ngiri tuh bininya cantik banget (ngiler deh gue). Tunggu saya bro, lagi di jalan mau nyusul suksesnya kamu!
Namun kali ini saya ingin menuliskan sebuah kisah sukses yang semoga bisa menjadi salah satu inspirasi untuk anda, kesuksesan tidak terbatas untuk kalangan orang-orang berpendidikan saja, jodoh yang baik juga bukan sekedar untuk kalangan orang-orang dengan karakter yang masa kini. Dengan kisah ini, semoga mindset kalian akan disegarkan kembali bahwasanya kita semua memiliki Allah SWT yang maha menguasai segalanya dan maha berkehendak kepada segala sesuatu.
Seorang lulusan SD dari kampung yang jauh dari keramaian kota, tidak bisa meneruskan pendidikannya ke SMP karena masalah biaya. Anak kecil itu masih berumur 12an tahun ketika dia dipaksa menyadari keadaan yang harus dia hadapi, dia tersingkir dari pergaulan dengan teman-teman sebayanya karena masalah pendidikan dan pergaulan.
Dibalik kesulitan ada kemudahan, yah dengan banyaknya waktu yang dia punya kala menganggur dan tak punya pekerjaan yang tetap (maklum masih kecil gak ada juragan yang mau mempekerjakannya, kasian). Anak kecil ini terjun ke dunia bisnis, dia menjalani apa saja yang bisa dijadikan uang untuk jajan hariannya, mulai dari jualan kelereng, jualan hewan peliharaan, mencarikan kayu bakar untuk tetangganya, dan berbagai pekerjaan kasar lainnya. Pokoknya yang penting dia dapat uang halal untuk sekedar bisa jajan!
Beberapa tahun terlewati, dia semakin merunduk kala bertemu dengan rekan-rekan seperjuangannya dulu di SD yang kini sedang mengenakan seragam SMA, bajunya bagus dan sepatunya baru, sementara anak ini bertelanjang dada sedang memanggul kayu dari kebun, tanpa alas kaki dia menembus rerumputan di kebun yang kadang membuat kakinya terluka karena ada duri yang menancap. Tak begitu sakit ketimbang harus meratapi nasibnya kini yang tertinggal jauh dari teman-temannya. Saat ini, anak malang itu sedang berperan sebagai kuli panggul, dia sudah cukup kuat untuk mengangkat potongan kayu milik para juragan, upahnya sekitar 15 ribu tiap harinya.
Keadaan yang sulit itu ternyata tak membuatnya putus asa, justru dia bertekad untuk bisa menyamai rekan-rekannya, atau kalau bisa dia harus lebih sukses dari teman-temannya yang punya pendidikan tinggi. Dari situ dia mulai belajar untuk tidak selamanya jadi kuli, sedikit demi sedikit dia belajar pada juragannya mengenai bisnis yang dia jalani, yaitu bisnis kayu.
Singkat cerita, anak malang ini sudah menjadi seorang pemuda yang ingin mandiri, dia kemudian meninggalkan pekerjaannya sebagai kuli dan nekad memulai bisnisnya sendiri setelah mendapatkan banyak ilmu dari bosnya. Dia mulai bisnis jual beli kayu albasia / sengon dengan modal yang minim, modal yang dia dapatkan dari uang tabungannya selama menjadi kuli dan pinjaman dari orang tuanya yang menjual tanah warisan.
Sedikit demi sedikit pemuda ini mulai mendapatkan buah dari kerja keras dan kesabarannya, dia dikenal sebagai pemborong kayu besar yang dipercaya oleh warga kampungnya, dan setiap kali mereka ingin menjual kayu maka mereka lebih memilih menjual kepada pemuda ini karena harganya yang cukup bagus dan bisa dipercaya. Saat ini dia sudah mulai mendapatkan banyak keuntungan dari bisnis kayunya, relasi bisnisnya juga semakin banyak, rekan-rekan sesama kuli yang dulu adalah seniornya kini malah menjadi bawahannya.
Bisnisnya terus dia perluas hingga ke wilayah lain, dia membeli banyak kayu dengan berbagai jenis dan ukuran, hal itu membuatnya mendapatkan banyak keuntungan yang cukup menggiurkan. Bahkan ketika sebagian teman-teman SD (yang lulusan SMK) mulai kerja di pabrik di luar kota, pemuda ini santai di rumah sembari mengarahkan bawahannya untuk bekerja dengan baik.
FYI : saya pribadi pernah membantu orang tua dalam bisnis kayu albasia ini, untuk satu pohon albasia / sengon dengan ukuran sedang yang dibeli dengan harga kisaran 200 ribu, bisa menghasilkan uang hingga 500 ribu loh, dan kalau dipotong biaya kuli panggul, keuntungannya bisa 100%. Bisa anda bayangkan berapa keuntungan pemuda itu kala memborong kayu 1 kebun yang jumlahnya mencapai ratusan dengan ukuran besar yang kira-kira harganya 300-500 ribu?
Hampir 10 tahun berjuang melawan keadaan, akhirnya pemuda ini berhasil menang dan menangkis semua persepsi bahwa dia akan gagal karena tidak sekolah tinggi. Kini dia sudah cukup punya uang tabungan, dia membeli 2 motor baru, menyekolahkan adiknya sampai sarjana, membangun rumah sendiri, membeli tanah, membeli 2 mobil sekaligus, yang satu mobil keluarga yang satunya lagi untuk bisnis, dan dia juga membangun beberapa bisnis lain seperti toko, budidaya tanaman, dan kalau tidak salah dengar dia juga sudah mendaftarkan kedua orang tuanya untuk naik haji.
Dengan usianya yang sudah cukup dewasa dan terbilang sukses, akhirnya pemuda polos ini mulai mengenal yang namanya cinta, dia ingin segera mencari istri. Tak seperti anak muda jaman sekarang yang beraninya pacaran, pemuda ini langsung menemui orang tua gadis idamannya, dia mengutarakan niatnya untuk mempersunting anak mereka. Satu, dua, tiga usahanya gagal namun tak membuatnya patah hati dan galau, dia mencari gadis lain dan ternyata dia mendapatkan gadis yang menjadi seorang guru, sarjana S1 coy, bapaknya setuju menerima pinangan pemuda itu karena melihat keseriusannya dan kesuksesannya.
Akhirnya pemuda ini menikahi guru itu, menempati rumah yang sudah dibangun sebelumnya, menikmati hari-hari indah pacaran setelah nikah mereka, jalan-jalan dengan mengendarai mobil bagus, dan bagaimana dengan teman-teman seperjuangannya di SD dulu? Masih banyak yang nganggur, ada yang masih di luar kota kerja di PT, ada yang di luar negeri menjadi TKI, ada pula yang masih gak jelas nasibnya (saya :P), dan ada pula yang masih kuliah gak lulus-lulus.
Yah begitulah hidup, siapa yang bersungguh-sungguh maka Allah SWT akan memberikan jalan kesuksesan kepadanya. Ini adalah kisah nyata (ditambahin sedikit bumbu biar seru), kisah teman kecil saya yang kini sukses menjadi seorang pengusaha, yang bikin ngiri tuh bininya cantik banget (ngiler deh gue). Tunggu saya bro, lagi di jalan mau nyusul suksesnya kamu!
0 komentar:
Post a Comment