Penderes nira memulai pekerjaannya pada pagi hari, saat kalian masih asik tertidur pulas mereka sudah berkeliling di kebun tempatnya mencari nafkah. Dari satu pohon kelapa yang tingginya kadang mencapai hampir 20 meter ke pohon lainnya, memanjat pohon untuk mengambil sari bunga kelapa yang ditempatkan pada wadah khusus. Setelah selesai mengumpulkan nira dari puluhan pohon kelapa, kemudian dia pulang dan memasukkan nira itu ke dalam wajan besar dan memasaknya dengan kayu bakar.
sumber gambar : fotokita.net |
Kira-kira sekitar 2-3 jam sang penderes masih harus menunggui nira yang dimasaknya sembari mengaduk-aduk sembari sarapan pagi. Setelah adonan nira mengental, kemudian dimasukkan ke dalam cetakan yang terbuat dari bambu yang dipotong. Adonan itu didinginkan dan kemudian jadilah gula merah yang berbentuk tabung.
Siangnya sang penderes pergi ke kebun lagi, kali ini dia mencari kayu bakar untuk dijadikan bahan bakar nanti untuk pengolahan niranya. Sang istri pergi ke rumahnya juragan gula merah, menyetorkan gula hasil pagi itu. Harga gula merah kira-kira 10 ribu per kilonya, jadi kalau dalam 1 hari bisa menghasilkan 10 kg, maka uang yang diterima dari hasil kerja pagi itu 100 ribu.
Sore harinya sang penderes mendatangi kebun kelapa lagi, melakukan aktivitas mengambil nira lagi, memasaknya, mencetaknya jadi gula merah, kemudian menjualnya lagi ke tempatnya juragan. Begitulah keseharian para penderes nira atau pengrajin gula merah yang saya dapati selama ini di tempat tinggal saya.
Kalau dihitung-hitung, pendapatannya lumayan besar loh, jika 1 hari bisa jual 2x yang isinya 10kg gula merah, maka 1 hari paling tidak penderes bisa mengantongi uang 200ribu atau 6 juta dalam 1 bulan. Sama gaji kamu juga mungkin lebih besar penghasilannya para penederes yah? Namun yang jadi pertanyaan, kenapa kebanyakan dari mereka belum sukses dan makmur dengan pendapatan sebesar itu? Sedangkan masih banyak orang bergaji dibawah 3 juta yang bisa hidup enak dan tentram.
Salah satu faktor yang menyebabkan belum suksesnya penderes nira adalah manajemen keuangan mereka, dari yang saya dengar, kebanyakan dari mereka biasanya berhutang dahulu kepada para juragan gula merah. Jadi ketika mereka menyetor gula merah, mereka tidak mendapatkan bayaran penuh karena harus dipotong dengan hutang mereka.
Sebuah pekerjaan yang sangat berbahaya, bisa anda bayangkan bagaimana rasanya memanjat tingginya pohon kelapa yang bisa mencapai 20 meter, sambil membawa wadah nira dan menjaganya agar tidak jatuh. Puluhan pohon dipanjat dan harus tepat waktu agar nira yang dihasilkan bagus kualitasnya, belum lagi kalau terkena air hujan atau ada hewan yang mengganggu nira yang terkumpul, yah bisa saja mereka tidak mendapatkan gula yang berkualitas.
Ditambah dengan masalah harga yang kurang maksimal, kadang harga gula naik tajam dan kadang harga gula sangat rendah. Masyarakat memang kurang begitu menyukai gula merah karena terbiasa memakai gula pasir, biasanya gula merah masuk ke pabrik atau industri rumahan lain sebagai bahan makanan atau kecap. Selain itu, para penderes juga biasanya berbagi hasil dengan pemilik pohon kelapa karena mereka sendiri memang tidak memiliki kebun dengan pohon kelapa untuk diambil niranya.
Kalau kalian sedang berkeluh kesah dengan pekerjaan yang berat, ingatlah bahwa penderes nira punya pekerjaan yang lebih berat dari kalian, dan penghasilannya belum bisa membuat hidupnya makmur sejahtera sesuai dengan resiko yang dihadapinya.
0 komentar:
Post a Comment