Di jaman yang serba modern ini, terkadang kita lebih banyak sendiri daripada bersama orang lain di sekitar kita. Salah satu kemajuan yang membuat kita sendiri adalah internet, yah bayangkan saja saat di era 90an anak-anak kecil sedang bermain di halaman rumah dengan teman-temannya, mencari ikan di sungai, membuat rumah-rumahan, mereka senang dan mereka memiliki teman. Namun kini, kita melihat anak kecil lebih senang menghabiskan hidupnya di rumah, terpenjara sendirian bertemankan internet yang akan membawa mereka ke dalam dunia yang menyenangkan namun tak berkawan, mereka lebih sibuk membaca status di social media, mencari artikel ini itu, menonton video di youtube, atau bermain game online. Mereka senang, namun itu tidaklah lama karena anak dengan perilaku seperti itu lebih rentan sakit, tak punya teman, dan tentu saja menjadi seorang yang nantinya apatis dan merasa benar sendiri karena sedari kecil tidak memiliki lingkungan sosial dengan orang lain.
Baru-baru ini saya bertemu seorang anak muda (umur 17an), hidupnya dihabiskan di rumah dengan sosial medianya, selancar di dunia maya, dan melakukan hal-hal yang menurutnya hebat di dunia maya yang diakses dari rumah sempitnya. Anak tersebut masih menganggur dan orang tuanya sempat datang ke rumah saya untuk meminta lowongan kerja kepada saya agar anaknya tidak terus-terusan menganggur. Saat itu saya menanyakan kepada anak tersebut, apakah benar mau kerja, apa sudah tahu cara bekerja, apakah sudah siap bekerja? Namun jawabannya membuat saya merasa sangat sebal dan jengkel. Dia cuma senyum-senyum bego dan menjawab "gampang". Gila gak tuh?! Pengin kerja tapi pas ditanya cuma jawab Gampang! Andai saja dia sedang di interview oleh seorang HRD yang kejam, pasti sudah dimaki-maki dengan kebun binatangnya.
Saya sendiri dulu juga mengalaminya, namun bukan karena internet. Saya terlalu menyempitkan pandangan saya akibat lingkungan saya yang berada di sebuah kampung pinggiran. Saya menganggap sukses itu seperti orang kaya yang ada di tempat saya, punya tanah banyak, bisa naik haji, bisa foya-foya, punya uang banyak dan barang berharga lainnya. Namun setelah saya menghabiskan lebih banyak waktu di luar, saya mulai memahami sebuah perbedaan yang sangat mencolok. Sebuah pandangan yang lebih luas dan pengalaman yang berwarna telah saya dapatkan di luar sini.
Sungguh beruntung orang yang mau bergaul dan memulai petualangannya, mendapatkan banyak pelajaran, bertemu lebih banyak orang dengan lebih banyak karakter yang berbeda, mendapatkan lebih banyak ide, memunculkan lebih banyak peluang. Sesuatu yang tantu tidak didapat jika kita hanya berdiam diri saja di suatu tempat seperti katak dalam tempurung.
Hanya saran saja, untuk anda yang sedang sibuk-sibuknya di depan layar komputer, untuk anda yang sedang asyk-asyknya menghadap layar smartphone, untuk anda yang terlalu terpaku di depan TV, cobalah keluar dan bertemu dengan orang lain yang lebih tahu dunia ini, cobalah menyapa mereka dan minum kopi bersama, cobalah untuk mendengarkan pengalaman mereka, mereka lebih tahu dari dirimu...
0 komentar:
Post a Comment