Peran Kakak dalam Kehidupan Saya

Kalau saya mengingat-ingat jasa kakak saya, rasanya saya pengin nangis, bener-bener sedih banget kalau diingat-ingat, bagaimana dia selalu ada untuk saya, dia seperti seorang panglima perang yang selalu menjaga saya, mulai dari kecil hingga saat ini, dia selalu siap membantu saya tanpa memperdulikan balas budi dari saya sama sekali. Saya seperti anak manja yang tidak tahu diri jika saya mengingat kebaikan kakak saya tersebut.

Beberapa hal yang hingga saat ini saya masih ingat dan rasakan dari perjuangannya membantu saya bangkit dan terus maju antara lain :
  • Mulai dari kecil, dia adalah orang yang selalu mengalah untuk saya, saat ada makanan pasti saya mendapatkan bagian yang lebih besar darinya.
  • Saat kami bertengkar, pasti yang dimarahi kakak saya, walaupun saya yang salah namun ibu selalu memarahi kakak.
  • Kalau lagi ada rejeki, pasti saya yang dicarinya terlebih dahulu untuk berbagi rejeki yang dia dapat, namun saat saya mendapat rejeki saya menghabiskannya sendiri.
  • Saat dia mulai bekerja, gajinya tak lupa disisakan untuk saya agar saya bisa jajan di rumah.
  • Saya memulai usaha berkat modal yang dia pinjamkan, saya terus mau berusaha karena dia selalu ada di belakang mendorong saya, memotivasi saya, membantu saya saat saya memiliki masalah.
  • Dia tidak pernah mengatakan kalau sedang kesulitan uang, jika saya membutuhkan uang, dengan cara apapun dia akan mencarikannya (bahkan dengan berhutang).
  • Dia sosok di balik kesuksesan saya bisa menjadi seorang sarjana seperti saat ini, dia yang bersedia menanggung biaya kuliah saya.
  • Dia orang yang membuat saya bisa membangun blog ini, dia yang membuat saya bisa menggunakan komputer, dia yang memberikan saya netbook, handphone, dan perlengkapan lainnya.
  • Dia adalah orang yang ikut sedih saat saya mengalami kejadian buruk, dia adalah orang yang sangat memperdulikan keadaan saya.
  • Dia adalah kakak saya, dan saya adalah adik yang belum bisa membalas budi atas kebaikannya selama ini.
Sungguh saat saya menulis artikel ini, saya ingin meneteskan air mata (namun saya tahan karena malu), sedih rasanya mengingat perjuangannya dalam  kehidupan saya, bagaimana dia selalu ada untuk saya, bagaimana dia selalu menginginkan saya menjadi seorang yang sukses, bagaimana dia memotivasi saya, itu adalah hal yang sangat indah yang saya rasakan, dia adalah sosok yang sangat menginspirasi bagi saya.

Hingga saat ini, saya belum bisa membalas budi kebaikannya, jangankan membalas budi, saya masih saja merepotkannya hingga sekarang, rasanya malu banget. Karena rasa malu tersebut, saya tidak pernah mau lagi menerima uang darinya, walaupun saya membutuhkan uang tersebut, saya lebih baik berhutang daripada saya harus terus menjadi beban hidup baginya.
Dia adalah kakak saya, dia adalah orang penting dalam kehidupan saya, dan saya akan terus berusaha untuk berjuang demi membuatnya bangga dan semoga suatu saat nanti saya bisa membalas sedikit kebaikannya karena saya sadar saya tidak akan pernah bisa membalas kebaikannya sepenuhnya.

Wirausahakan Updated at: 9:41 PM

0 komentar:

Post a Comment