Dibalik Kesuksesannya, Ada Cerita Lucu & Menarik dari Insinyur Samsung

Samsung saat ini adalah salah satu perusahaan teknologi asal Kore Selatan yang berhasil menjadi juara di daftar perusahaan besar di dunia ini. Bahkan untuk persaingan perangkat smartphone di dunia, Samsung adalah rajanya dan hanya iPhone dari Apple yang bisa menyaingi mereka meski masih tetap kalah saing jika dibandingkan penjualan Samsung.

Byung-Chull-Lee, pendiri Samsung

Perusahaan Samsung didirikan oleh Lee Byung-chull pada 1 Maret 1938 di daerah Daegu, Korsel. Pada awalnya Samsung adalah perusahaan lokal yang menjual sembako seperti sayur-mayur, gula, terigu dan buah-buahan bahkan tekstil. Lalu ketika presiden Korsel kala itu, Park Chung-hee, menggulirkan program industrialisasi Korsel pada kurun waktu 1961-1979, Samsung kemudian beralih menjadi perusahaan manufaktur yang fokus dengan produk elektronik.

Pada awalnya, Samsung tidak bisa memproduksi piranti elektronik canggih seperti saat ini, dulunya para insinyur Samsung di Korsel masih tertinggal dan kurang paham dengan dunia teknologi, mereka tentu masih kalah jauh jika harus disandingkan dengan para insinyur dari Jepang yang terkenal sangat pandai dan punya produk yang luar biasa canggih.

Pada saat itu, pemilik Samsung rela "mengemis" ilmu kepada para insinyur Jepang dan Amerika yang lebih pandai. Menurut penuturan Park Sang-il, mantan Kepala Perencanaan Strategis dan Chief Technology Officer Samsung Electronics yang kini menjadi guru besar di Seoul National University for Sciences and Technology, pada masa itu ada beberapa cerita lucu dan menarik yang terjadi pada saat belajar dari para insinyur Jepang.

Sang-il masih ingat ketika rombongan insinyur Jepang datang dari Jepang menggunakan pesawat, kemudian mereka memberikan pembelajaran tentang berbagai hal terkait semikonduktor yang dipercayai pendiri Samsung akan menjadi masa depan perusahaannya kelak. Para insinyur Korsel belajar berbagai hal kepada insinyur Jepang saat itu.

Insinyur Samsung meniru segala hal yang dilakukan oleh insinyur Jepang saat itu yang dianggap sebagai guru mereka, bahkan saking semangatnya meniru, jika insinyur Samsung melihat ada makanan di dalam mobil insinyur Jepang, mereka juga akan menirunya pula. Sungguh lucu cerita itu, mengingatkan saya kala berada di Pondok Pesantren, apa saja yang dilakukan oleh pak kyai, pasti akan kami tiru sebisa kami.


Ternyata perjuangan insinyur Samsung saat itu memang memberikan hasil yang maksimal di masa kini, dengan tekad yang kuat meski harus belajar kepada pesaing mereka sendiri, kini Samsung berhasil menjadi salah satu raksasa elektronik di dunia yang bahkan mengalahkan guru mereka dahulu, Jepang dan Amerika.

Kejadian seperti ini tentu mengingatkan kita pada masa dulu, dimana pada masa itu Malaysia pernah mengirimkan putra-putrinya ke Indonesia untuk menimba ilmu di negeri kita, dan kini malah berbalik dimana pendidikan di Malaysia lebih baik ketimbang di Indonesia.

Wirausahakan Updated at: 12:12 AM

0 komentar:

Post a Comment