Saya mau bercerita tentang nasib tetangga saya sendiri, bagaimana dia harus mengalami hal buruk dalam hidupnya hanya karena harta dan jabatan, ini adalah kisah nyata yang semoga bisa menjadi pembelajaran bersama.
Tetangga saya adalah sepasang suami istri yang sudah dikaruniai seorang anak perempuan yang sangat cantik, mereka adalah bagian dari keluarga besar yang cukup terpandang, kakaknya adalah pengusaha di bidang perdagangan, namun tidak dengan tetangga saya. Sang suami hanya bekerja sebagai karyawan di salah satu SPBU, menurut beberapa sumber gajinya tidak sampai 2 juta tiap bulannya.
Sekitar 5 tahun mereka membangun rumah tangga yang terlihat tentram, ternyata tidak sesuai dengan pandangan orang lain, sang istri menuntut cerai dengan suami yang sudah 5 tahun menemaninya itu. Masalahnya sepele saja, karena gaji sang suami yang tidak juga naik, dan jabatannya yang tetap tanpa ada peningkatan selama bertahun-tahun. Kebutuhan hidup mereka meningkat dengan bertambahnya umur sang anak, namun penghasilan tidak bertambah juga karena mereka hanya mengandalkan gaji sang suami di SPBU.
Saat tetangga menyarankan sang suami untuk mulai usaha agar menambah penghasilan, dia berkata bahwa dirinya tak tahu apapun dengan dunia usaha, dan dia merasa sudah terlalu tua untuk mencoba dan belajar dalam dunia usaha. Karena menyadari posisinya yang sudah tidak diinginkan oleh keluarga, ditambah dengan penghasilannya yang seakan tercekik di angka slip gaji saja, akhirnya sang suami dengan terpaksa menceraikan istrinya itu dan pergi dari rumah untuk kembali ke rumah orang tuanya.
Saya miris melihat kejadian itu, kasihan dengan anak dan keluarga yang mereka bangun, namun terkadang faktor ekonomi membutakan rasa cinta di antara manusia, kebutuhan yang mencekik bisa membuat kita semua buta.
Saya biasanya memberikan masukan kepada teman atau tetangga yang sedang nyaman dalam posisi pekerjaannya, saya memberikan saran agar dia menyisihkan uang gajinya untuk ditabung demi memulai usaha kecil-kecilan sebagai penambah penghasilan, sebagian ada yang minat dan sebagian tetap saja tidak tergugah hatinya sama sekali. Pekerjaan yang nyaman dengan gaji besar bukan jaminan dalam hidup ini, bisa saja suatu ketika dipecat atau bosan dan memilih berhenti, saat itu pemasukan akan terputus dari gaji bulanan. Andaikan sebelumnya sudah belajar usaha, niscaya tidak akan separah itu tanpa pekerjaan, masih banyak peluang mendapatkan rejeki dari dunia usaha yang lain.
Rejeki memang sudah diatur oleh Tuhan, namun bukan berarti kita hanya berpangku tangan dan menunggu rejeki datang, Tuhan tentu akan menghargai hambanya yang mau menyambut rejeki dan bergerak dengan semangat. Bagi anda yang saat ini masih nyaman dengan status karyawan, saya sarankan untuk mencoba dalam dunia usaha, saya tidak peduli berapa umur anda saat ini, selama anda masih bernafas maka masih ada kesempatan bagi anda untuk mencoba. Jangan sampai keadaan mencekik anda, dan anda hanya bisa mengandalkan gaji dari pekerjaan anda, sedangkan kita tahu di dunia ini tidak ada yang abadi, bisa saja esok atau lusa anda berhenti dari pekerjaan anda yang nyaman.
0 komentar:
Post a Comment