Salah satu peluang usaha yang menjamur saat ini adalah usaha warung nasi rames yang kadang disebut juga dengan warteg (warung tegal), yah usaha yang satu ini hampir seperti toko kelontong yang berjejer di pinggir jalan maupun di dalam gank yang ramai. Kebutuhan makan untuk manusia memang tidak bisa dibendung, dan banyak orang yang sukses dengan usaha nasi rames ini.
Salah satu pengusaha nasi rames yang saya kenal berada di sekitara kampus, pemiliknya hanya duduk manis di sofa memperhatikan para karyawannya bekerja. Tak jarang dia hanya memberikan sedikit arahan, atau jika sedang merasa bosan maka tak segan dia menyapa para pelanggannya dan menanyakan hal-hal yang ringan.
Karyawannya sekitar 5 orang yang masing-masing memiliki tugas tersendiri, 2 orang sebagai juru masak, 2 orang melayani pelanggan, dan satu orang yang dipercaya sebagai kasir. Dari pengamatan yang saya lihat, pemilik usaha ini sudah menemukan sistem bisnis untuk usaha ramesnya itu, dan hasilnya lumayan sukses.
Menurut penuturan sang pemilik, warung ramesnya ramai karena menu yang banyak dan murah, lalu rasa masakan yang selalu terjaga, ditambah tempat makan yang luas dan bersih yang membuat pelanggan betah di sana. Dalam satu hari, paling tidak 300-500 piring nasi rames terjual dengan harga sekitar Rp 5.000, 00 tiap piring (sangat murah dibandingkan warung lain di sekitarnya). Omset dari penjualan rames, minuman, dan cemilan lainnya mencapai 3-4 juta setiap harinya, dan keuntungan yang didapatkan berkisar 20-40% dari omset pendapatan.
Menurut pengusaha ini, dulunya dia berjualan di pinggir jalan dengan warung semi permanen dan menu yang terbatas, dari situ dia tidak yakin kalau usahanya bisa sukses karena omset yang tak bertambah dan banyak makanan yang tersisa jika tidak laku. Namun ketika dia memantapkan niatnya dalam usaha itu, dia mengambil resiko dan berani, maka secara perlahan dia mendapatkan banyak pelanggan setia yang akhirnya memaksanya memindahkan usahanya ke tempat yang lebih strategis dan luas. Hingga kini usaha warung nasi ramesnya itu terbilang sukses bahkan mengalahkan beberapa restoran dan rumah makan baru di sekitarnya, harga murah dan rasa masakan menjadi senjata utama sang pengusaha ini.
sumber gambar : kaskus.co.id
Salah satu kesalahan penjual makanan yang akhirnya bangkrut adalah karena terlalu mengikuti keadaan, takut rugi dan secara perlahan usahanya hancur dan bangkrut. Masakan sisa yang tak terjual, menu yang semakin sedikit, kebersihan yang kurang diperhatikan, pelayanan yang kurang bagus, dan harga yang terlampau mahal adalah beberapa faktor yang patut diperhatikan oleh para penjual makanan jika ingin sukses.
Penjelasan diatas sangat menggambarkan dengan jelas kepada saya mengenai peluang usaha warung nasi di Indonesia
ReplyDelete