Pengalaman sebagai Penjual Remot Keliling

Salah satu pengalaman yang tidak pernah saya lupakan dan sangat berharga adalah ketika saya ikut teman menjual remot keliling komplek, saat-saat yang sangat berharga untuk kehidupan saya saat ini. Sepertinya jika saat itu saya tidak mencoba ikut berjualan, saat ini saya tidak memiliki kemampuan penjualan yang berani.

Saat itu di bulan puasa, siang hari sehabis sholat dzuhur saya mengirimkan pesan ke teman saya dengan maksud untuk ikut berjualan remot, karena saat itu saya berstatus pengangguran dan tak memiliki kegiatan, jadi saya nekad saja ikut jualan karena saya ingin mendapatkan pengalaman dan tentu saja mengharapkan hasil jualan. Berangkat sekitar jam 1 siang kami berboncengan menggunakan sepeda motor tua teman saya, jalannya lambat sekali hingga sampai TKP jam 2, padahal kalau memakai motor biasa mungkin hanya butuh waktu setengah jam saja. Sesampainya di suatu kampung, kami memarkirkan motor di halaman salah satu warga dan langsung berkeliling menawarkan dagangan kami.

Dagangan yang kami bawa adalah berbagai jenis remot, baik itu remot TV, Parabola, dan DVD, jalan setapak di sepanjang kampung itu kami masuki, rumah demi rumah kami tawari remot TV, dan tak hentinya kami berteriak untuk menawarkan dagangan kami, namun hingga jam 4 sore tak ada satupun pembeli. Saya merasa sangat down saat itu, rasanya benar-benar susah mencari rejeki dari pintu ke pintu, apalagi dengan keadaan berpuasa dan cuaca yang lumayan panas, tenggorokan saya rasanya kering dan haus. Baru di jam 4 lebih kami mendapatkan satu pembeli, seorang ibu yang membeli remot TV, sebentar saja kami memprogram remot tersebut dan dengan sedikit tawar menawar harga, akhirnya kami mendapatkan pembeli pertama, lumayan untuk hari itu. Dan ketika akan pulang akhirnya kami mendapatkan pembeli yang ke 2, dan di saat itu saya sudah tak berdaya karena merasa sangat lemah setelah berkeliling kampung.

Hanya 2 remot yang terjual, setelah lama berkeliling dan berteriak-teriak sepanjang jalan setapak di kampung tersebut, untuk saya rasanya sangat menyedihkan tapi bagi teman saya hal tersebut sudah biasa dia alami, jadi tak ada yang aneh atau menyedihkan, katanya cari duit memang susah. Perasaan saya saat itu campur aduk, di satu sisi saya mendapatkan ilmu pemasaran yang saat ini sangat berguna karena saya lebih berani menawarkan produk, di sisi lain saya sangat kasihan dengan keadaan teman saya, nyari duit kok susah banget yah?.
 
Sumber gambar : Kaskus
 
Bagi kalian yang memang berani untuk menjual barang dagangan berkeliling dari rumah ke rumah, saya sangat menghormati kalian, dan saya sudah pernah mengalaminya dan memang sangat berat rasanya, walaupun penghasilan dari jualan keliling bisa dibilang lebih besar daripada jualan di tempat dengan menunggu pembeli datang, namun perjuangannya juga lumayan hebat, salut sama kalian para penjual keliling.

Wirausahakan Updated at: 1:52 AM

2 komentar:

  1. Wah, sy ada niat juga mau jualan daster keliling nih. Tapi setelah baca artikelnya kok jadi deg2an ya.

    Kalo boleh, minta masukannya dong, kira2 kalo yg dijual keliling itu daster, bakal lebih mudah menggaet pelanggan nggak ya? Atau ada saran lain untuk sy jual? Hehehe, trims.

    ReplyDelete
    Replies
    1. daster sasarannya ibu2 tentunya yah sist, saran saya sih kalau jualan keliling, jadilah penjual yang "bersahabat" dengan calon pembeli.
      Ini ada salah satu contoh penjual makanan yang sering mampir ke rumah saya, dia tiap datang ucapin salam, masuk ke rumah terus nanya kabar dan ramah, mirip orang bertamu gitu lah. Kalau udah enak basa-basinya, baru deh dia nunjukkin produk yang mau dijual, biasanya emak ane rada gak enak karena udah dianggap tamu, biasanya dia pasti beli walau kurang begitu butuh ( salah satu teknik jualan)

      gak usah deg-degan, PD aja, namanya mau jualan, halal kok!

      Delete