Saya pernah dekat dengan seorang wanita, menurut saya dia cantik, baik, dan orang yang ceria. Saya sedikit cocok dengannya, eitss tapi cuma sedikit saja karena lebih banyak tidak cocoknya sih hahahahaa. Saya memiliki keinginan untuk memiliki keluarga seperti keluarga saya sekarang, yaitu ayah yang bekerja, ibu yang menjadi ibu rumah tangga, anak-anak yang bisa sekolah, dan kebebasan memilih jalan hidup sendiri.
Kembali kepada si cewek tadi, saya dulu memberikan beberapa pertanyaan kepadanya yang saya gunakan untuk melakukan tes, apakah dia cocok untuk saya, pertanyaannya adalah :
- Kalau nanti kita menikah, kamu mau terus bekerja atau jadi ibu rumah tangga?
- Berapa sih kira-kira jatah kamu dalam satu bulan?
- Keinginan kamu untuk jangka panjang?
- kalau gaji kamu gede ya aku mau jadi ibu RT, tapi kalau gaji kamu pas-pasan ya aku harus kerja donk, terus kalau tahun depan aku diangkat jadi PNS ya aku harus terus kerja donk, kan susah tau dapetin gelar PNS.
- Ya kalau nominal si gak ada, pokonya kira-kira cukup aja buat makan enak, beli bedak dan perlengkapan dandan, terus perawatanku tiap minggu, sama jatah belanjaku.
- Keinginanku ya abis nikah terus misah sama orang tua, beli rumah di perumahan terus punya mobil, dan lain-lain.
Coba kalau anda memiliki kekasih seperti itu disaat anda belum menemukan jalan rejeki yang lancar, apa anda mau terus maju dan menghadapi segala resikonya untuk memperistri wanita seperti itu? Kalau saya si, beberapa bulan kemudian saya mulai mundur da menunggu dia memutuskan saya, dan bammmm akhirnya putus juga Alhamdulillah.
Boleh saja si kita menerima seorang wanita apa adanya, namun kita juga harus tahu diri juga donk dengan keadaan kita sekarang dan mencoba meraba-raba bagaimana kabar kita nantinya. Kalau saya sih, pengin punya istri yang mau meninggalkan pekerjaannya dan mengambdi menjadi Ibu rumah tangga untuk mengurus saya dan anak-anak saya nantinya, bukannya saya egois, istri gak boleh kerja tapi saya memiliki pemikiran tersendiri dan saya ingin mencontoh Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang menjaga istri mereka di rumah menjaga kehormatan keluarga (awesome). Terus anak-anak saya, kalau istri saya kerja siapa yang mengurus mereka, siapa yang mengajari mereka, siapa yang mau mendengar curhat mereka, saya tidak mau anak-anak saya diasuh pembantu atau merepotkan orang tua dan tetangga saya karena harus mengurusi anak-anak saya.
Ya kalau saya si gitu, kalau nemu cewek kayak gitu gak masuk kriteria saya buat dijadikan istri, lebih baik nyari yang lain kalau memang gak mau berubah.
0 komentar:
Post a Comment