Entah kita sadari atau tidak, sesungguhnya kehidupan ini berputar terus menerus tanpa henti, yang paling terasa adalah keadaan kita, terkadang kita ada di atas dan terkadang kita ada di bawah. Masalahnya ada putaran roda yang cepat dan ada yang lambat, jika perputaran roda kiehidupan kita cepat maka hidup kita sesungguhnya tidak stabil, bisa saja hari ini dapat rejeki Rp 100.000, 00 besoknya kehilangan uang Rp 100.000, 00 bahkan bisa saja bukan hitungan hari lagi namun sudah hitungan jam, menit, atau detik (hati-hati). Untuk perputaran roda yang lambat, jika kita berada di atas maka seakan kita tidak ingin roda kehidupan berputar lagi karena nantinya kita akan jatuh ke bawah, namun bagi yang berada di bawah dengan perputaran roda yang lambat, ah sungguh itu sangat menyakitkan, kita sangat berharap cepat-cepat rodanya berputar agar bisa merasakan keadaan di atas.
Itulah kehidupan yang diibaratkan dengan perputaran roda, ada yang bahagia ada yang susah, ada yang bersyukur ada juga yang kufur, hidup ini sangatlah berwarna dan bisa dipelajari jika kita mau sedikit berfikir. Bagaimana bisa dipelajari?
Roda memiliki poros, jika roda berputar kenapa kita tidak mendekati porosnya saja? Bingung? Gini maksudnya, kalau roda berputar dan kita berada di ujung roda maka hidup kita berputar-putar mengalami berbagai kesedihan dan kesenangan yang terus berganti, lama-lama pasti bosan juga, jadi ambil aman saja. Bayangkan jika kita berada di dekat poros roda yang berputar, kita tidak terlalu merasakan perputaran roda, mau cepet atau lambat kita masih OK saja, mau di atas atau di bawah kita tak merasakan keadaan yang terlalu berlebihan.
Roda kehidupan berputar, maka dekati porosnya, maksudnya dengan keadaan hidup yang terus berubah kenapa kita tidak mendekati poronya, yaitu Tuhan! Jika kita mendekat kepada Tuhan, maka kita berada di poros, kita tidak terlalu merasakan kesusahan dan kesenangan, hidup kita aman dan tentram. Jika kita dekat dengan Tuhan maka saat kita berada di atas, kita takkan sombong karena kita masih dekat dengan porosnya, jika kita sedang berada di bawahpun kita masih bisa tenang karena ada Tuhan yang dekat dengan kita dan siap menolong kita. Hidup ternyata sangat mudah jika kita mau berfikir, kenapa banyak para Ustad dan kyai yang tidak bekerja namun beliau bisa hidup dan menghidupi keluarga dan terkadang bahkan santrinya tanpa kekurangan? Karena beliau-beliau orang yang dekat dengan Tuhannya, kenapa kita tidak mengikuti kehidupan indah mereka? Why?!
0 komentar:
Post a Comment