Ini yang Harus Kamu Lakukan Kalau Ingin Kaya Raya

Dengarkanlah sebuah kisah yang terjadi di sebuah negri nan jauh ini, dahulu kala ada seorang pemuda bernama John, dia adalah seorang pemuda miskin yang hidup kekurangan, dia hidup di sebuah kampung di pinggiran kota. Di sana mereka hidup dengan bekerja di ladang yang sebenarnya tandus dan susah untuk bercocok tanam.

Kehidupan di kampung tersebut tak berbeda jauh dengan keadaan yang kita alami sekarang, dimana para saudagar kaya adalah raja, mereka tak tersentuh hukum sama sekali karena uang mereka cukup untuk menyuap para penegak hukum, sedangkan para pejabat yang mengurus kampung itu adalah orang dengan kekuasaan yang cukup kuat di bawah para saudagar. 

Status John yang miskin membuatnya selalu berada di bawah, hinaan, cacian, dan tendangan dari para saudagar adalah hal yang biasa terjadi setiap hari, namun para penegak hukum malah menjadikan hal tersebut sebagai hiburan bagi mereka, sungguh tidak tragis sama sekali mengingat kita sudah sering menyaksikan pemandangan seperti ini.

Suatu ketika John yang miskin berdo'a kepada Tuhan, dia berdo'a agar kehidupannya berubah, dia ingin hidup dengan bergelimang harta dan terhindar dari seluruh perlakuan buruk para saudagar kaya, dia juga ingin membantu para tetangganya yang miskin, merubah hidup mereka yang susah. Namanya do'a orang teraniaya, dalam sekejap saja langsung dikabulkan oleh Tuhan. Saat sedang meratapi nasibnya di tempat yang sepi, tiba-tiba saja dia menemukan sebuah tanah yang berkilau di tebing yang lumayan terjal dan berbahaya, karena penasaran maka dia mendekatinya dan mencoba menggali tanah tersebut, ternyata itu adalah sebuah tambang emas yang tidak terjamah oleh orang lain, maklum saja di tebing yang terjal tersebut jarang sekali diperhatikan oleh orang lain. Hanya dalam beberapa saat saja dia sudah mendapatkan sekantong emas murni, dengan girangnya dia langsung menuju ke pasar untuk menjual emas tersebut. Dengan sekantong emas di tangannya, dia berhasil mendapatkan uang yang sangat banyak, lalu dia mulai membeli beberapa makanan enak, pakaian bagus, dan barang lain yang selama ini dia impikan.

Setelah selesai menukar emas dengan kebutuhannya, John kembali ke kampungnya di sore hari, dia bertemu dengan para saudagar yang biasa menghinanya, mereka mencemooh John "hey John, apa kau sudah makan? Ini makanlah dengan kuda kami" mereka tertawa terbahak-bahak sambil meledek John, sementara John kini sudah bisa menjawab mereka karena kini dia memiliki uang hasil penjualan emas yang tadi dia temukan "aku sudah makan daging di pasar tadi, oh y berapa harga kudamu wahai saudagar, aku ingin membeli semua kuda itu", mendengar jawaban John, saudagar itu naik pitam dan berusaha memukul John, namun dia kaget ketika John memperlihatkan uangnya, saudagar itu bingung kenapa orang miskin itu memiliki uang yang sangat banyak sedangkan dia adalah seorang pengangguran, namun karena silau dengan uang yang dimiliki oleh John, maka saudagar itu akhirnya malu dan menyingkir. Para pejabat yang menjadi anak buah saudagar itu akhirnya berpaling menjadi kaki tangan John, karena mereka melihat kekayaan John yang melebihi kekayaan saudagar tadi.

Kehidupan miskin John kini berubah drastis menjadi makmur dan lebih kaya dari saudagar tadi, banyak orang kampung yang akhirnya memuji-muji John, mereka memuji kekayaan John. Banyak orang kampung menanyakan asal muasal kekayaan John, mereka juga ingin merubah nasib seperti John, namun John yang tadinya saat berdo'a ingin merubah nasibnya dan nasib orang kampung agar lebih makmur, kini berubah, dia berkata dalam hati "sebaiknya aku tak memberitahu tambang emas yang kutemukan tadi, nanti mereka malah ikut-ikutan kaya, itu adalah tambang emasku mereka tak boleh mengetahuinya", tentu saja John tidak memberitahu dimana tambang emas yang dia temukan, dan hal itu membuat warga kampung geram dan marah kepada John, mereka menganggap John adalah orang yang pelit.

Hari demi hari kehidupan John semakin kaya raya, dengan emas yang terus dia dapatkan, membuat dia menguasai kampung dengan kekayaannya, setiap hari dia membeli kuda, tanah, rumah, dan semua kemewahan yang ada, hal itu membuat tetangganya semakin membenci John dan iri dengan harta kekayaannya. Karena kebencian tersebut, warga kampung juga akhirnya tidak peduli dengan John, mereka tidak pernah bertegur sapa jika bertemu, dan mereka tidak pernah menjenguk John saat dia sakit sekalipun, namun John yang merasa aman dengan kekayaannya tetap saja dengan sikapnya yang lama kelamaan menjadi sombong dan tukang pamer.

Hingga tibalah suatu hari saat John sedang menggali tanah di tambang emasnya, tiba-tiba saja tanah tersebut runtuh dan menimpa seluruh tubuh John, menyisakan hanya kepalanya saja yang tidak tertimpa, dia berteriak minta tolong namun tidak ada seorangpun yang mendengarnya karena tambang emasnya memang jauh dari pemukiman, dan tentu saja tidak ada satupun orang yang tahu lokasi tersebut. John yang tertimpa tanah reruntuhan belum mati, dan terus mengalami kesakitan karena beban dari tanah yang menimpanya, setelah beberapa hari akhirnya John menghembuskan nafasnya juga. Tentu saja warga kampung yang membenci John karena kesombongan, kepelitan, dan sifat pamernya tak peduli dengan John, walaupun sudah berhari-hari tak terlihat, mereka tetap acuh dan tidak memperdulikan keadaan John, hingga akhir hayatnya John tak ditemukan oleh orang lain dan dia mati dengan kekayaan yang akhirnya tak bisa dia nikmati juga.
 
Itulah sepenggal kisah tentang John yang miskin, tiba-tiba kaya, dan mati dengan kekayaannya tersebut, dan tak ada yang peduli dengannya. Ada makna yang tersirat dari kisah tersebut jika kita bisa memahaminya, dan ini adalah dunia wirausaha, kita bukan John yang pelit, kita adalah orang yang berbagi dengan sesama.

"jika kau menemukan sebuah tambang emas, tunjukkanlah emas tersebut kepada tetanggamu agar mreka kagum, namun jangan tunjukkan tambang emasnya! Hal itu dilakukan agar jika kau mati di tambang emas, tak ada seorangpun yang tahu keberadaanmu dan mereka juga takkan memperdulikanmu"

Wirausahakan Updated at: 9:06 PM

0 komentar:

Post a Comment