Sesungguhnya kita memasuki masa-masa yang super sibuk, dimana sudah tidak ada lagi alasan untuk menganggur tanpa ada kegiatan sedikitpun dalam satu hari, bayangkan saja untuk seorang pengangguran dia bisa bangun siang seenaknya, lalu sarapan, rada siang pergi main lalu pulang sore, malamnya bisa main lagi atau standbye di depan komputer atau sibuk dengan handphonenya. Itu hanya seorang pengangguran, bagaimana dengan para pekerja, wirausahawan, pedagang, dan lain sebagainya yang memulai aktivitas di pagi buta, bekerja keras hingga malam hari, malamnya lembur, tidur hanya beberapa jam dan besoknya kerja lagi, sungguh sudah tidak ada alasan untuk nganggur tanpa kegiatan.
Saya punya cerita dari tetangga sebelah dimana ada satu keluarga yang beranggotakan 5 orang, nenek, suami istri, adik, dan seorang bayi. Sang nenek adalah seorang guru yang bekerja hingga sore hari, suami istri tersebut sibuk bekerja dengan pekerjaannya masing-masing dan adiknya memiliki usaha sebuah toko yang harus dijaga, lalu bagaimana dengan anaknya? Dia dititipkan ke penitipan bayi dari pagi hingga sore hari. Keluarga macam apa ini? Saya sangat heran dengan keluarga seperti ini, dan saya tidak mengharapkan nantinya saya akan memiliki keluarga seperti ini walaupun saya bisa hidup kaya karena hampir seluruh anggota keluarga bekerja menghasilkan uang, jika ada seorang anak yang tidak mendapat kasih sayang dari orang tuanya.
Dulu Rasulullah SAW pernah memberikan contoh kepada putrinya, Fatimah RA. Rasulullah SAW menyuruh anaknya, Fatimah agar merawat anak-anaknya dengan tangannya sendiri, memberi makan dengan tangan ibunya sendiri, karena kasih sayang seorang ibu, kasih sayang seorang ayah, dan kasih sayang anggota keluarga lain berbeda dengan kasih sayang seorang pembantu atau baby sitter, kasih sayang orang tualah yang dibutuhkan oleh anak-anak.
Di zaman sekarang dimana gila kerja adalah sesuatu yang lumrah, baiknya kita menyadari lebih dini bahwa berapapun banyaknya harta yang kita miliki tidak akan memuaskan kita, karena kepuasan manusia tidak ada batasnya. Ingatlah anak-anak yang telah Allah titipkan kepada kita, jagalah dia dan didiklah dia dengan kasih sayang, bukannya dititipkan ke penitipan anak dan ditinggal kerja. Kerja penting, tapi anak lebih penting. Saya sendiri pernah bertanya kepada seorang wanita yang saat itu menjadi kekasih saya "jika nanti menikah, kamu milih jadi ibu rumah tangga atau jadi wanita karir?", dia menjawab yang intinya bahwa dia lebih memilih untuk menjadi seorang wanita karir, dan akhirnya saya tidak melanjutkan hubungan saya dengannya karena saya tidak sepaham dengannya.
Bagi saya, hidup ini memang harus bekerja keras, namun harus diimbangi karena kita hidup dengan anggota keluarga yang lain, anak yang masih kecil, orang tua yang harus dirawat, dan anggota keluarga lain saat sakit. Jadi bekerja keraslah, namun jangan melupakan keluarga, karena seperti kata yonkou Sirohige "keluarga adalah harta yang paling berharga!".
0 komentar:
Post a Comment